Muhammadiyah telah memasuki umur abad kedua, tentunya harus mulai melakukan pembenahan pada internal kader. Termasuk persoalan orientasi dan arah perkaderan di tubuh Muhammadiyah.
Hal
tersebut diungkapkan oleh Kakanda Dahlan lamabawa (ketua Majelis Tabligh dan
Dakwah khusus PW. Muhammadiyah Sul-sel) saat ditemui di ruang kerjanya, sabtu 20 desember 2013. Berikut petikan wawancara bersama
beliau:
Selama ini sebagai kader,
bagaimana pandangan kakanda tentang arah kader Muhammadiyah?
Bicara
arah kader Muhammadiyah, maka kita kembali dulu kepada sejarah akan kehadiran
dan tantangan dakwah Muhammadiyah.
Awal
kelahirannya, tantangan dakwah Muhammadiyah adalah Takhayyul, bid’ah dan
khurafat. Kemudian tantangan lain adalah penjajahan dan kemiskinan. Oleh karena
itu maka arah orientasi dari kadernya adalah gerakan Al Ma’un.
Selanjutnya,
Muhammadiyah kini 1 abad sudah berlalu tentunya yang ada adalah
tantangan-tantangan baru pula, misal adalah tantangan kehidupan globalisasi,
terkhusus lagi untuk generasi muda. Maka arah kaderisasinya dikembagkan lagi baik
melalui ortom maupun lembaga pendidikannya. Adapun arah orientasinya adalah
pada penciptaan dan pemetaan untuk kader umat, bangsa dan persyarikatan.
Bagaimana Untuk peran keder
Muhammadiyah di lembaga pendidikan Muhammadiyah?
Sejauh
ini peran kader Muhammadiyah cukuplah signifikan, itu karena mereka teruji
untuk mengisi dan melanjutkan apa yang diperjuangkan, tidak seperti yang bukan
kader yang juga terbukti tidak teruji. Makanya kader harus dipelihara,
sebagaiman Kuntowijoyo mengatakan bahwa kader adalah generasi Islam yang tidak
terpecah akhlaknya.
Bagaimana bentuk kesinambungan
kader antar ortom Muhammadiyah?
Bentuk
kesinambungan juga adalah sesuatu yang mesti untuk kita sikapi kembali. Karena kesinambungan
ini kalau kita lihat dalam bebrapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan.
Itu dikarenakan transformasi kader antar ortom tak lagi berjalan secara
maksimal. padahal hakekatnya ortom sebagai kader perlu akan adanya tranformasi
kader itu sebagai bentuk kaderisasi yang terstruktur dan berkelanjutan di
antara ortom Muhammadiyah. kemudian sebagai upaya untuk itu kiranya perlu duduk
bersama antar kader ortom guna merumuskan dan mempertemukan kembali kembali
sistem perkaderan. Itu pernah dilakukan dahulu, tepatnya tahun 1999 di
Pare-pare ketika para pimpinan ortom tingkat wilayah, dimana Pemuda
Muhammadiyah yang diketuai oleh Irwan Akib, NA oleh Nurlina Aziz, IMM oleh
Dahlan Lama Bawa serta IPM oleh Syahrir Rajab, duduk bersama khusus
membicarakan itu. Sehingga aada keputusan yang dihasilkan misalnya, kader TM 2
di IPM maka dapat untuk langsung DAM di IMM, kemudian IPM dan IMM ke pemuda
Muhammadiyah adalah tanpa syarat, sama halnya untuk IPMawati dan IMMawatike NA
juga seperti itu. Alasannya karena dipahami bahwa sudah dikader maka yang
dibituhkan selanjutnya tinggal proses dan adaptasi.
Rekomendasi apa yang akan
dipersiapkan terkait kader dalam Muhammadiyah?
Kalau
untuk rekomendasi maka yang perlu dipersiapkan oleh kader Muhammadiyah adalah
sikapnya dalam menghadapi tantangan abad ke-2 ini, tantangan paling riil yang
meliliti sekarang misalnya istilah sipilis (sekularisme, pluralisme dan
liberalisme). Kalau pluralism mungkin masih dapat diterima dan masih menjadi
perdebatan, tetapi untuk sekularisme dan liberalisme sudah mmutlah adalah
tantangan Muhammadiyah, karena letak kajian untuk itu sudah tidak ditopang oleh
wahyu. Kemudian tantangan lain yang mesti siap dihadapi pula penetrasi ideologi
besar dunia seperti kapitalisme, sosialisme dan komunisme. Makanya dengan
kondisi ini kita mesti berbuat, butuh penguatan kaderisasi dan organisasi yang
efektif dalam menjawab itu semua. Kemudian rekomendasi lain, bahwa perkaderan
harus lebih diperkuat lagi dengan penciptaan dan pengorintasian kadernya, baik
sebagai kader umat, bangsa maupun persyarikatan. AMM harus mengisi trias
politika, eksekutif, legislative dan yudikatif. Karena berangkat dari sejarah
serta apa yang menjadi kebutuhan bangsa, idealnya kaderlah yang menjadi
kebutuhan bangsa ke depan. (Kasri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar